Bertugas Sekalian Dolan Merbabu ( Fepala Undip )
Megikuti
Organisasi di kampus memang satu hal yang bisa membuat kita pusing kan ya
teman-teman ? Dari mulai menjadi panitia di salah satu proker maupun
tugas di masing- masing divisi, departemen atau komisi. Kalau aku sih kebetulan
di salah satu bidang yang sebutanya komisi sih huehe. Sedikit cerita saja ,
jadi aku masuk di salah satu Organisasi di Kampus yang namanya Senat Mahasiswa
di FEB UNDIP waktu itu. Aku masuk di bidang yang mana di Senat Mahasiswa disebut dengan komisi, yaitu di Komisi 5 yang tugasnya Mengawasi kegiatan
Organisasi di tingkat Fakultas pada
bidang Minat Bakat, Kerohanian dan Lembaga Pers. Bidang-bidang tersebut
meliputi banyak organisasi seperti contohnya organisasi olahraga macam futsal,
basket , voly, Fepala (semacam organisasi pecinta alam ). Kemudian ada juga
bidang seni seperti Paduan Suara, Tari dan Teater . Kemudian tentunya masih
banyak lagi organisasi2 lainya yang dalam lingkup bidang minat bakat, kerohanian
dan Pers . Nah sudah sampai disitu saja ya tentang Senatnya hehe.
Jadi waktu itu komisiku sedang padat didalam tugas pengawasan karena memasuki semester ganjil yang dimulai pada bulan agustus, yang mana pada semester ganjil biasanya banyak program kerja yang dilaksanakan oleh organisasi di semester itu. Tepatnya pada tanggal 15 September 2018 ada acara dari Fepala ( Mahasiswa Pecinta Alam FEB UNDIP). Sebelum hari itu datang ada proposal masuk ke Sekretariat Senat terkait dengan acara dari Fepala. Setelah kubaca ternyata proposal acara Pendakian Masal di Gunung Merbabu. Dalam hatiku berkata “ menarik juga acara ini yaa, ngawas sekalian refresing sabii nih haha". Sesuai dengan tugas kami di komisi 5 yang mengawasi bidang Fepala tentunya harus ada perwakilan untuk mengawasi berlangsungnya acara tersebut. Setelah aku mengkoordinasikanya dengan anggota komisiku yang lain ternyata pada tanggal acara tersebut, tidak ada yang bisa datang di Pendakian tersebut, kecuali aku seorang, malang nasibku memang . Beberapa staf dan senator dikomisiku memang ada yang tidak sanggup untuk mendaki gunung dan juga ada yang memang sedang berhalangan sehingga tidak bisa melakukan pengawasan. Tapi itu tidak menjadi masalah, karena disamping itu tanggung jawabku sebagai ketua komisi, juga karena aku suka mendaki gunung huehe.
Jadi waktu itu komisiku sedang padat didalam tugas pengawasan karena memasuki semester ganjil yang dimulai pada bulan agustus, yang mana pada semester ganjil biasanya banyak program kerja yang dilaksanakan oleh organisasi di semester itu. Tepatnya pada tanggal 15 September 2018 ada acara dari Fepala ( Mahasiswa Pecinta Alam FEB UNDIP). Sebelum hari itu datang ada proposal masuk ke Sekretariat Senat terkait dengan acara dari Fepala. Setelah kubaca ternyata proposal acara Pendakian Masal di Gunung Merbabu. Dalam hatiku berkata “ menarik juga acara ini yaa, ngawas sekalian refresing sabii nih haha". Sesuai dengan tugas kami di komisi 5 yang mengawasi bidang Fepala tentunya harus ada perwakilan untuk mengawasi berlangsungnya acara tersebut. Setelah aku mengkoordinasikanya dengan anggota komisiku yang lain ternyata pada tanggal acara tersebut, tidak ada yang bisa datang di Pendakian tersebut, kecuali aku seorang, malang nasibku memang . Beberapa staf dan senator dikomisiku memang ada yang tidak sanggup untuk mendaki gunung dan juga ada yang memang sedang berhalangan sehingga tidak bisa melakukan pengawasan. Tapi itu tidak menjadi masalah, karena disamping itu tanggung jawabku sebagai ketua komisi, juga karena aku suka mendaki gunung huehe.
Hari
H pun semakin dekat. Aku mencoba mengajak temanku dari luar anggota senat untuk ikut pada acara ini, untuk menemaniku
di gunung. Akhirnya ada satu temanku yang mau kuajak untuk ikut dalam pendakian masal. Namanya Niam, teman sewaktu SMA ku dulu yang juga merupakan pendaki ulung yang
sudah mendaki banyak gunung. Setelah mendekati hari H Ternyata ada satu
temanku lagi yang bisa ikut di acara ini. Namanya Fatin, dia
merupakan anggota senat juga walaupun beda komisi denganku. Dia mengikuti acara
ini karena dia adalah mantan anggota Fepala. Bisa dibilang dia tetua dari fepala
lah ya haha. Fatin masuk di Senat pun sebagai delegasi dari Fepala. Jika tau dia ( Fatin ) ikut dari awal, aku pasti tidak bingung
mencari teman untuk menemaniku dalam pengawasan acara ini. “ Eh tunggu-tunggu, kalau kamu delegasi dari mana gus ?” ,
“Aku sih delegasi dari Paduan Suara.” “Wah berati jago nyanyi dong ???” Jago
dong wkwkwk ( sombong padahal ngga jago nyanyi ding ). Lanjut lagi ceritanya….
Hari
H bertugaspun tiba, semua peralatan pendakian sudah kita siapkan mulai dari
carier, matras, sleepingbag dan alat-alat lainya sudah siap semua, termasuk
juga cemilannya huehe. Sebelum berangkat, panitia sudah membagi rombongan kedalam kelompok-kelompok pendakian agar mudah
dalam koordinasinya. Satu kelompoknya terdiri dari 5 – 7 orang. Tidak
bisa dibayangkan sulitnya koordinasi jika semua rombongan dijadikan satu, bisa-bisa jika ada yang hilang tidak terpantau. Kami pun berangkat dari
Semarang menuju ke Magelang ke Basecamp Wekas. Kami berangkat sekitar pukul 8
pagi dan sampai di basecamp pukul 11 siang. Menurut info dari panitia, jalur
wekas dipilih karena termasuk jalur yang mudah dilalui. Terdapat sumber air juga
yang bisa kita gunakan di salah satu posnya. Setelah istirahat , makan dan
Sholat , tepatnya sekitar pukul 1 kita pun
mulai mendaki.
Perjalanan dari basecamp menuju pos
1 memakan waktu kurang lebih 2 jam dan dari pos 1 ke pos 2 memakan waktu 2 jam juga.
Yaa jika ditotal sih sampai dengan pos 2 sekitar 4 jam an. Sepanjang jalan
sampai dengan pos 2 tumbuhan sekitar didominasi oleh pohon-pohon besar . Bisa
dibilang sih seperti melewati hutan biasa tapi nanjaknya yang luar biasa. Ada
satu kejadian yang mungkin tidak bisa kulupakan ketika perjalanan ini. Ketika mendaki keringatku mengucur dengan derasnya (yaelah emang darah mengucur wkwk)
Bagus
: " Am keringat dingin ki aku sumpah"
Niam : " Ningopo ( kenapa)? "
Bagus
: " Mules "
(Mules
bercampur dengan lelah bercampur dengan keringat memang sangat asoy
)
Niam
: Ndugar po , aku nggowo bendo ki ( nggali tanah apa, aku bawa pisau gede ini )?
Sempat
bisa menahan agak jauh, akhirnya rasa ini sudah tidak tertahankan lagi wkwk.
Aku memutuskan untuk (ndugar) juga akhirnya , aku mencari tempat yang jauh dari
jalur pendakian kemudian menuntaskan rasa yang sudah tidak tertahankan itu :”).
Kok jorok sih ?? Ini sebenarnya merupakan hal yang wajar ketika kita berada dalam
pendakian. Untuk teman-teman yang ingin tau caranya bagaimana melakukan ini
digunung , bisa browsing saja di google yaaa wkwkw tentunya ini dilakukan dengan
cara2 yang aman dan higienis ya, daripada mules capeknya jadi berlipatlipat kan. Aku dan Niam yang sempat tertinggal kemudian
menyusul kembali dengan kelompok pendakian kami. Fatin yang semula ingin kuajak dalam satu kelompoku ternyata dia berada di belakang bersama
senior2 di Fepala, pikirku yasudahlah setidaknya sudah ada 1 teman SMA ku
ini yang berpengalaman di dunia pendakian dan per fotografian tentunya, bisa nebeng foto
juga kan jadinya huehe. Sebenarnya ada teman2 satu kelompoku yang lain juga. Aku hanya ingat beberapa nama yang sering mengobrol denganku yaitu Ghozi dan Wely dari umum, kemudian pororo (panggilanya si begitu ) dari anggota fepala. Aku
lupa nama teman satu kelompoku yang lain , karena aku baru menulis ini
setahun setelah pendakian huehe , dan merekapun tidak banyak berbicara, mereka
menahan mules dari awal pendakian sampai pulang maybe , jadinya tidak
banyak berbicara, bedanya aku menahanya hanya sampai pos 2 saja yaa wkwk
Sekitar
jam 5 kita sudah sampai di pos 2 yang merupakan camping ground. Disini kita
sudah bisa melihat pemandangan yang bagus karena sudah ada pada ketiggian 2050
Mdpl, yang mana puncaknya Merbabu ada pada ketinggian 3142 Mdpl (pikirku,
masih jauh banget cuy sampai puncaknya wkwkwk ). Untuk
teman-teman yag ingin naik ke merbabu lewat jalur wekas, tidak perlu khawatir
dengan sumber air karena di pos 2 ini sumber airnya sangat melimpah, bahkan
tersedia kamar mandi juga, mantap kan?. Dinginpun mulai menusuk
tulang. Kami bergegas untuk segera mendirikan tenda dan sholat ashar. Semua
kelompok pun sudah sampai di camping ground dan semuanya bersiap untuk bersantap
malam. Kami pun memasak makanan yang sudah dibawa oleh masing-masing
kelompok . Setelah makan kami beristirahat karena esok harinya kami berencana
akan summit menuju puncak pada pukul 1 pagi.
Ditengah malam ada satu kejadian
yang membuat semua orang panik. Sekitar pukul 00.30, ketika semuanya
hendak membangunkan teman satu kelompoknya, ada seorang dari anggota kelompok
yang terkena hipotermia. Sontak panitia bergegas untuk bisa menghangatkanya
didekat api unggun, dan menghangatkannya dengan sleepingbag yang tebal. Dengan
adanya kejadian itu rencana kami untuk summit kepuncak tertunda dan akhirnya
kami naik menuju puncak sekitar pukul 5 setelah sholat subuh. Ada beberapa orang dari rombongan yang memutuskan untuk tetap tinggal di pos 2 saja karena sudah tidak sanggup lagi untuk summit kepuncak. Kami meninggalkan barang2 yang sekiranya berat untuk dibawa, termasuk tenda. Kami menitipkan barang-barang kami ke teman-teman yang tidak ikut ke puncak. Karena takutnya jika ada yang mencurinya. Memangnya ada yang mencuri di gunung ? Yap tentunya ada, yaitu monyet-monyet liar yang terkadang iseng, mengambili barang-barang milik pendaki. Aku sangat percaya sih, jika sesama pendaki tidak akan mengambil barang milik sesama pendaki juga ya huehe. Aku hanya membawa carier berisi minuman dan makanan ke puncak, pun begitu dengan teman-temanku yang lain. Setelah bersiap-siap kami pun berangkat. Yah memang sudah nasib
kita karena tidak bisa melihat sunrise di puncak. Tapi tak apa, belum sempat sampai
puncak pun pemandanganya, MasyaAllah.. luarbiasa indah…
Trek
menuju puncak pun semakin terjal, menurutku pendakian yang sesungguhnya baru dimulai. Ada salah satu trek yang sangat berbahaya jika tidak berhati-hati, namanya
jembatan setan. Tingkat kemiringanya parah dan sangat sulit untuk dilewati, namun dengan
berhati-hati akhirnya kami bisa melewatinya. Aku mengira perjalanan menuju puncak akan sampai dalam 1 atau 2 jam ,tapi ternyata oh teryata setelah 4 jam kita baru mencapai puncak. Kami baru sampai di puncak tertingginya
pada pukul 9 pagi L , jauhnya luar biasa. Akan tetapi
pemandanganya tentunya luar biasa juga. Seolah terbayar semua rasa lelah yang
sudah dikeluarkan selama berjam-jam. Gunung Merapi pun terlihat sangat gagah dari
Puncak Merbabu. Pun begitu dengan gunung-gunung lain yang terlihat seperti
Sindoro, Sumbing, Prau dan Lawu. Kami langsung sigap mengambil kamera dan
berfoto ria tentunya. Dengan angin kencang, dingin, serta debu yang berhembus
setiap detiknya, membuat aku kesulitan untuk berfoto. 3142 Mdpl Puncak Kenteng
Songo gunung Merbabu akhirnya bisa kutaklukan.
Tak sampai satu jam di puncak tertingginya,
kami pun bergegas untuk turun lagi ke pos 2 untuk packing dan kembali ke
basecamp. Badan yang sangat lelah seolah tidak mau untuk diajak turun dari
puncak , karena membayangkan lama perjalananya saja sudah capek. Ketika dalam
perjalanan menuju pos 2 ternyata ada salah satu anggota kelompok yang hilang
dan membuat semua orang panik. Masing-masing kelompok mencoba mengkonfirmasi
apakah anak yang hilang ini bergabung dengan kelompok lain, dan ternyata tidak. Semakin panik pula kita ketika itu. Kemudian setelah ada kelompok yang sampai
terlebih dahulu di pos 2, ternyata si anak yang hilang ini malah
sudah sampai terlebih dahulu di pos 2, sungguh kejadian yang membuat panik semua orang .Setelah packing dan sholat dzuhur kami pun
langsung berangkat turun menuju basecamp dan sampai di basecamp sekitar pukul 5 sore. Kemudian
ada sesi penyerahan doorprize , makan sore dan kami pun langsung berangkat
pulang menuju semarang.
Semula
dari panitia mengagendakan untuk diadakanya penanaman pohon dan bersih2 gunung
dengan mengambil sampah-sampah yang ada digunung. Akan tetapi agenda penanaman
pohon urung terlaksana, entah karena apa alasanya. Info itu pun tidak
disampaikan dengan jelas dari awal kepada para peserta. Akhirnya kita hanya
bersih-bersih gunung saja dengan membawa sampah-sampah yang kita temukan
disepanjang jalan. Dari keseluruhan rangkaian kegiatan menurutku sudah
berlangsung cukup baik , walaupun ada sedikit musibah yang menimpa salah satu
rekan kami yang terkena hipotermia dan ada juga salah satu anggota kelompok
yang kami kira hilang ternyata sudah sampai terlebih dahulu. Aku disini sebagai
perwakilan dari Senat , menilai bahwa acara sudah berjalan lancar akan tetapi tetap
ada kekurangan yaitu ada agenda yang sudah tercantum dalam proposal kegiatan
yang diajukan di Senat akan tetapi tidak terlaksana dan tanpa alasan yang jelas.
Kemudian juga menurutku panitia kurang
bisa mengkoordinir masing2 anggota kelompok karena acara cenderung berjalan kurang tertata. Tentunya ini
bisa menjadi bahan evaluasi bagi panitia untuk kedepanya bisa mengadakan acara
seperti ini dengan lebih baik lagi.
Sekian
cerita (Bertugas sambil plesiran) dari penulis ya semoga bermanfaat bagi kalian
yang mungkin ingin nanjak ke merbabu . Salam Lestari ( ala2 Fepala )!!!
Undip
jaya, FEB JAYA !!!! hueheheuehe
Komentar
Posting Komentar